Pada tahun 2006, sejak bulan April, perhatian publik tertuju kepada Gunung Merapi yang saat itu mengalami peningkatan. Berbagai pihak, termasuk Gerakan Pramuka, melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menyikapi kondisi di sekitar Gunung Merapi. Relawan, petugas, dan bantuan lain dipersiapkan. Warga dikondisikan untuk menghadapi kemungkinan meletusnya Gunung Merapi. Ternak warga juga menjadi perhatian pemerintah dan relawan karena merupakan harta yang sangat berarti bagi warga. Sebagian besar warga tidak mudah untuk diajak menghindari daerah rawan karena ada ternak yang harus diurusi.
Ketika semua perhatian tertuju ke Merapi, tiba-tiba di pagi hari tanggal 27 Mei 2006, terjadi gempa bumi. Daerah Bantul menjadi daerah yang paling parah terkena dampak gempa. Warga panik karena ada isu tsunami. Isu yang terjadi karena tidak lama sebelumnya yaitu akhir 2004, terjadi gempa bumi yang disertai tsunami di Aceh. Kepanikan warga terlihat terutama di jalan raya, warga bergegas menuju ke arah utara. Ada yang menuju ke Sleman, ada pula yang menuju ke Magelang. Tetapi kemudian saat menuju ke Sleman, timbul kepanikan lagi saat ada kabar Merapi meletus.
This is a very interesting read.
BalasHapus